Anda memiliki blog? Anda pernah menulis tentang seseorang secara khusus di blog Anda dan akhirnya mendapat respon dari orang yang anda tuliskan tersebut? Saya pernah mengalaminya.
Berawal dari kekaguman saya terhadap sosok Evie Tamala dengan kepribadian, karya dan juga prestasinya, maka saya memiliki gagasan untuk membangun sebuah blog ( grup ) di multiply yang kemudian saya beri nama Pesona Evie Tamala. Kebetulan ide ini mendapat dukungan penuh dari kang Wawan dan mas Arie. Maka kemudian terciptalah grup yang bisa menjadi salah satu wadah untuk mengekspresikan kekaguman saya juga wadah silaturahmi bagi para penggemar Evie Tamala lainnya.
Sampailah di satu saat, saya mendapatkan 2 buah sms dimana sang pengirimnya memperkenalkan dirinya sebagai Evie Tamala dan berharap bisa berbicara dengan saya, dalam kapasitas saya selaku admin dari grup tersebut. Ada 2 hal yang ada dalam benak saya waktu itu.
Pertama kemungkinan si pengirim sms ini adalah salah seorang dari teman di multiply yang sengaja ingin meledek saya.
Kemungkinan kedua adalah si pengirim sms tersebut adalah benar-benar Evie Tamala. Memikirkan kemungkinan kedua ini, saya jadi merasa ragu atau tepatnya takut. Saya jadi takut, kalau-kalau Evie Tamala, tokoh yang saya jadikan topik utama di blog tersebut tidak berkenan, karena memang sebelumnya saya tidak terpikir untuk konfirmasi dengan beliau, apakah keberatan atau tidak jika ada sebuah blog yang mengangkat namanya tanpa ada ijin atau minimal pemberitahuan terlebih dahulu.
Saya ragu, takut dan tapi juga berharap bahwa sang pengirim sms itu benar-benar Evie Tamala, sosok yang sangat saya kagumi. Akhirnya saya memberanikan diri untuk menelpon sang pengirim sms. Dan…Subhanallah! yang mengangkat telpon saya adalah langsung teh Evie sendiri. Saking tidak percayanya, saya sampai berulang kali meyakinkan apakah benar saya sedang berbicara dengan teh Evie, meskipun dari suaranya yang khas saya sudah yakin bahwa saya benar-benar sedang berbicara dengan teh Evie. Badan saya terasa bergetar waktu itu, dan sudah bisa dipastikan, omongan sayapun jadi ‘nda karuan’ karena grogi.
Yang lebih surprice lagi, dengan nada bicara yang penuh keramahan, keakraban ternyata teh Evie sama sekali tidak berkebaratan apabila dirinya dijadikan topik utama dalam blog tersebut. Malah, teh Evie mengaku terharu dengan hal tersebut, bukan lantaran dirinya dijadikan ‘tokoh idola’ tapi lebih karena teh Evie jadi tersadar bahwa ada ( banyak ) penggemarnya yang sampai sejauh itu mengikuti perkembangan karir dan karya-karyanya.
Pembicaraan lewat telpon berlangsung sekitar 10 menit, namun terasa amat sangat singkat bagi saya. Banyak hal yang ingin sekali saya sampaikan, namun terpaksa harus di tunda karena saat itu teh Evie sudah sampai di studio untuk melanjutkan pengerjaan album terbarunya. Sebelum mengakhiri pembicaraan, teh Evie sempat menjanjikan akan melanjutkan pembicaraan lagi di lain waktu dan bukan tidak mungkin jika sekalian silaturahmi. Kebetulan saat itu teh Evie juga sedang menyiapkan site pribadinya, jadi siapa tahu saya bisa memberikan masukan, begitu harapnya.
Lalu, dari mana sampai Evie Tamala mendapatkan nomor telepon saya?
Belakangan ternyata ada seseorang yang memberitahu teh Evie tentang grup yang saya buat di multiply tersebut. Di sela-sela kesibukannya, beliau sempatkan untuk membuka blog tersebut, bahkan ‘rela’ membuat akun untuk sekedar mengetahui lebih banyak profil saya sebagai admin di grup tersebut.
Subhanallah, walhamdulillah. Sungguh, tak pernah terpikir sebelumnya, jika melalui sebuah blog, akhirnya saya bisa berbicara langsung dengan tokoh yang menurut saya patut untuk dikagumi, karena kepribadiannya, karya-karyanya dan juga prestasinya. Dan dimulai dari percakapan di telepon, maka kemungkinan untuk bersilaturahmipun semakin terbuka lebar. Apakah ini sebuah mimpi? Sepertinya tidak, ini nyata!
Sumber gambar: pribadi
Berawal dari kekaguman saya terhadap sosok Evie Tamala dengan kepribadian, karya dan juga prestasinya, maka saya memiliki gagasan untuk membangun sebuah blog ( grup ) di multiply yang kemudian saya beri nama Pesona Evie Tamala. Kebetulan ide ini mendapat dukungan penuh dari kang Wawan dan mas Arie. Maka kemudian terciptalah grup yang bisa menjadi salah satu wadah untuk mengekspresikan kekaguman saya juga wadah silaturahmi bagi para penggemar Evie Tamala lainnya.
Sampailah di satu saat, saya mendapatkan 2 buah sms dimana sang pengirimnya memperkenalkan dirinya sebagai Evie Tamala dan berharap bisa berbicara dengan saya, dalam kapasitas saya selaku admin dari grup tersebut. Ada 2 hal yang ada dalam benak saya waktu itu.
Pertama kemungkinan si pengirim sms ini adalah salah seorang dari teman di multiply yang sengaja ingin meledek saya.
Kemungkinan kedua adalah si pengirim sms tersebut adalah benar-benar Evie Tamala. Memikirkan kemungkinan kedua ini, saya jadi merasa ragu atau tepatnya takut. Saya jadi takut, kalau-kalau Evie Tamala, tokoh yang saya jadikan topik utama di blog tersebut tidak berkenan, karena memang sebelumnya saya tidak terpikir untuk konfirmasi dengan beliau, apakah keberatan atau tidak jika ada sebuah blog yang mengangkat namanya tanpa ada ijin atau minimal pemberitahuan terlebih dahulu.
Saya ragu, takut dan tapi juga berharap bahwa sang pengirim sms itu benar-benar Evie Tamala, sosok yang sangat saya kagumi. Akhirnya saya memberanikan diri untuk menelpon sang pengirim sms. Dan…Subhanallah! yang mengangkat telpon saya adalah langsung teh Evie sendiri. Saking tidak percayanya, saya sampai berulang kali meyakinkan apakah benar saya sedang berbicara dengan teh Evie, meskipun dari suaranya yang khas saya sudah yakin bahwa saya benar-benar sedang berbicara dengan teh Evie. Badan saya terasa bergetar waktu itu, dan sudah bisa dipastikan, omongan sayapun jadi ‘nda karuan’ karena grogi.
Yang lebih surprice lagi, dengan nada bicara yang penuh keramahan, keakraban ternyata teh Evie sama sekali tidak berkebaratan apabila dirinya dijadikan topik utama dalam blog tersebut. Malah, teh Evie mengaku terharu dengan hal tersebut, bukan lantaran dirinya dijadikan ‘tokoh idola’ tapi lebih karena teh Evie jadi tersadar bahwa ada ( banyak ) penggemarnya yang sampai sejauh itu mengikuti perkembangan karir dan karya-karyanya.
Pembicaraan lewat telpon berlangsung sekitar 10 menit, namun terasa amat sangat singkat bagi saya. Banyak hal yang ingin sekali saya sampaikan, namun terpaksa harus di tunda karena saat itu teh Evie sudah sampai di studio untuk melanjutkan pengerjaan album terbarunya. Sebelum mengakhiri pembicaraan, teh Evie sempat menjanjikan akan melanjutkan pembicaraan lagi di lain waktu dan bukan tidak mungkin jika sekalian silaturahmi. Kebetulan saat itu teh Evie juga sedang menyiapkan site pribadinya, jadi siapa tahu saya bisa memberikan masukan, begitu harapnya.
Lalu, dari mana sampai Evie Tamala mendapatkan nomor telepon saya?
Belakangan ternyata ada seseorang yang memberitahu teh Evie tentang grup yang saya buat di multiply tersebut. Di sela-sela kesibukannya, beliau sempatkan untuk membuka blog tersebut, bahkan ‘rela’ membuat akun untuk sekedar mengetahui lebih banyak profil saya sebagai admin di grup tersebut.
Subhanallah, walhamdulillah. Sungguh, tak pernah terpikir sebelumnya, jika melalui sebuah blog, akhirnya saya bisa berbicara langsung dengan tokoh yang menurut saya patut untuk dikagumi, karena kepribadiannya, karya-karyanya dan juga prestasinya. Dan dimulai dari percakapan di telepon, maka kemungkinan untuk bersilaturahmipun semakin terbuka lebar. Apakah ini sebuah mimpi? Sepertinya tidak, ini nyata!
Sumber gambar: pribadi
Posting Komentar